Sob rie...yuk kita sedikit mempelajari bagaimana sie sebenarnya kita beribadah tuh,,kadang kita tidak tahu sinergi ibadah kita dengan rutinitas kita,,oleh karena itu silakan nie baca dan pelajari secara seksama, mudah2an mendapatkan hikmahnya,,Amiin | |
Bismillah.... “Luangkanlah waktu untuk intropeksi diri dengan melihat tanggung jawab, karena itu adalah jalan untuk ibadah yang mendatangkan ketenangan dan kesungguhan dalam bertindak”
Didunia ini begitu banyak hal yang bisa kita jadikan objek untuk beribadah dalam memperoleh pahala, tidak hanya sebatas ritual seperti sholat dan berdzikir akan tetapi juga dalam bersosial. Bahkan ibadah terbanyak sebenarnya justru menyangkut sosial. Maka ibadah seorang presiden, mentri, bapak KBRI, bupati, bapak lurah.dan bahkan ketua organisasi Tidak diukur pada kekhusyukannya sholat. Atau lamanya berwiritan. Melainkan pada tanggung jawab dan kebijaksanaanya yang membawa kesejahteraan rakyat/ anggota. Diriwayatkan bahwa sultan Mahmud Al Garnawi, beliau di awal pemerintahannya duduk setelah shalat shubuh untuk sibuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebanyak tiga ratus ribu kali sampai siang hari dan rakyatnya duduk di pintu, menunggu keluarnya Sultan Mahmud untuk menyelesaikan hajatnya. Setelah keadaan ini berlangsung lama, maka beliau melihat Nabi SAW di dalam tidurnya Nabi mengatakan kepadanya "Apa ini pemanjangan waktu sehingga rakyatmu telah menunggu kamu keluar ", maka Sultan Mahmud menjawab saya duduk menghabiskan waktu lama karna saya bershalawat kepadamu dalam jumlah tertentu (300 ribu kali) dan saya tidak akan berdiri sebelum selesai. Maka Nabi mengatakan kepadanya "Ini menyusahkan orang lemah (Rakyatmu) dan yang punya hajat, akan tetapi saya (Nabi) akan mengajarkan kepadamu Shalawat yang ringkas yang mana apabila kamu membacanya satu kali sebanding 100 ribu kali, jadi kamu tinggal membaca 3x saja sudah sebanding 300 ribu kali. Setelah itu kamu keluar menemui rakyatmu untuk menyelesaikan urusan-urusan mereka, sehingga kamu mendapat pahala shalawat 300 ribu kali dan mendapat pahala memberi manfaat kepada orang muslimin. Dikisah itu Rasulullah SAW memberikan bimbingan yang sangat berarti, bahwa seseorang itu harus bisa menempatkan diri pada posisinya, karena dengan melayani rakyat/ anggota dan memenuhi kebutuhan mereka merupakan ibadah yang besar yang kelak akan dimintai pertanggung jawabanya. Jadi tidak benar seandainya seorang pemimpin asik dalam ibadahnya sementara rakyat/anggotanya dibiarkan dengan memperlama urusan mereka, apalagi sampai menterlantarkan tanpa dipedulikan keperluannya, dan malah mengambil kesempatan untuk mengorek harta dengan dalih tunjagan untuk setiap urusan. Nauzu billah. Allah maha adil, segalanya telah disesuaikannya, oleh karenanya jangan kawatir tidak kedapatan pahala. Dan harus bisa menempatkan pada posisinya dengan sebenar-benar kepedulian serta tanggung jawab. menyadari kita adalah sebagai manusia yang juga memiliki kelemahan dan saling membutuhkan sehingga sadar akan peran kita sebagai apa itu adalah jauh lebih baik dari pada merasa hebat walaupun benar-benar memiliki banyak kelebihan.
Ibadah anggota DPR diukur dari kesunggguhannya menyuarakan aspirasi rakyat. ibadah pemimpin negara/pemimpin organisasi diukur pada tanggung jawabnya, dan kepudulianya kepada anggota dengan mendengarkan teriakan argumenya. Ibadah insan pers diukur dari kebenaran informasinya, tidak memfitnah.. Ibadah seorang sutradara dan produser film diukur dari kandungan pesan baik didalam film yang dipersembahkanya sehingga berdampak positif pada para pemirsa, bukan merusak moral. Ibadah para pelajar diukur pada kesungguhanya dalam menuntut ilmu dan terus berusaha maju dengan memiliki keyakinan yang kuat bahwa semua pasti bisa, bukan malah menyerah, ogah-ogahan dan malah menyalahkan takdir. Mungkin sesekali kegagalan akan menghinggap dan memang menyakitkan, akan tetapi marilah belajar untuk bisa menerima kegagalan, kemudian tanamkan tekat untuk lebih baik. Insya allah ada jalan dan ribuan kesuksesan akan diraih.Wallahu a’lam. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar